Kamis, 18 April 2013

Sendiri



Sendiri Menyepi..
Tenggelam dalam renungan
Ada apa aku seakan kujauh dari ketenangan
Perlahan kucari, mengapa diriku hampa…
Mungkin ada salah, mungkin ku tersesat,
mungkin dan mungkin lagi…

Oh Tuhan aku merasa
Sendiri menyepi
ingin ku menangis, menyesali diri, mengapa terjadi

sampai kapan ku begini
resah tak bertepi
kembalikan aku pada cahaya-Mu yang sempat menyala

benderang di hidupku..

Perlahan kucari, mengapa diriku hampa
mungkin ada salah mungkin ku tersesat,
mungkin dan mungkin lagi

Oh Tuhan aku merasa..
Sendiri menyepi…
Ingin ku menangis, menyesali diri, mengapa terjadi
Sampai kapan ku begini
Resah tak bertepi
Kembalikan aku pada cahaya-Mu yang sempat menyala
Benderang di hidupku

Oh Tuhan aku merasaaaaaaaa……
seeeeendiri….aku merasa sendiri..

Sampai kapan begini
resah tiada bertepi…Ooohh..
Kuingin cahya-Mu
benderang di hidupku

Sabtu, 13 April 2013

Di Mana Pagiku?



Ada apa dengan pagi ini? ah, sepertinya bukan hanya dengan pagi ini. Hal yang sama juga terjadi dengan pagi-pagi sebelumnya dan mungkin juga dengan pagi-pagi berikutnya. Tapi kuharap tidak begitu. Aku kesal dengan diriku, yang tak mampu menikmati pagi dengan damai. Padahal pagi itu mendamaikan, menentramkan, bagi sebagian besar orang. Tapi kenapa tidak denganku.
Sebenarnya hari ini, aku harus kembali ke kota itu. Kota tempatku menimba ilmu, untuk meraih mimpi-mimpiku. Tapi entah mengapa hati ini terasa berat sekali meninggalkan kampung halamanku. Bagiku di sini lebih mampu menenangkan semua keresahan hati yang tak menentu ini. Di sini lebih mendamaikan, dan menentramkan. Tentu saja, karena ada mereka. Keluarga yang selalu mendukungku sepenuhnya, yang mampu membuatku merasa lebih tegar dalam menjalani kehidupan yang tidak mudah ini.
Tugas kuliah dan masalah-masalah yang akhir-akhir ini menghampiri membuatku merasa begitu jenuh dengan kota itu. Dan aku putuskan menambah satu hari lagi liburku, berharap menemukan semangat itu kembali. Jujur, setelah kepindahan sahabatku, aku merasa sangat janggal untuk berdiam diri di kamar kost-ku. Semua terasa berbeda, aku benar-benar belum siap untuk menjalani semuanya sendiri. Ah, tapi sudahlah.. membicarakan hal itu tidak akan mengubah keadaan, malah hanya akan menambah kesedihan.
Kini yang harus aku pikirkan adalah membiasakan diri dengan semua keadaan baru ini. aku harus terbiasa melakukan semuanya sendiri. Masak sendiri, ke mana-mana sendiri. iya, semuanya serba sendiri. Bahkan aku juga harus membiasakan diri untuk mampu berdamai dengan sepi, bersahabat dengan sunyi. Meski itu yang dari dulu menurutku paling susah, termasuk berdamai dengan diri sendiri. semoga semua keadaan dan perubahan ini akan lebih mendewasakanku. Hanya itu harapku, dan aku yakin, Tuhan juga tidak sia-sia mengujiku dengan rangkaian permasalahan-permasalahan ini. aku akan berusaha sabar. Bersabar dan bersabar, hingga semua akan indah pada waktunya.